Jumat, 29 Oktober 2010

Potongan Gaji Outsourcing

Niat Baik Manajemen BRI Yang Tak Kesampaian
Disadari atau tidak, disengaja atau tidak manajemen BRI menurut penulis berusaha untuk memberikan upah yang layak menurut angka komponen kehidupan yang layak, sayangnya niat baik ini di mentahkan begitu saja oleh vendor outsourcing
Jika ada waktu luang, saya sering berpikir sesuatu yang sesuai dan mampu di analisa dan di logika oleh pikiran saya, maklum dari pada bengong atau ngrasani tetangga atau teman kerja. Saya sering berpikir kenapa manajemen BRI menentukan biaya outsourcing untuk amKUR dengan angka Rp 1.838.051 untuk setiap bulannya meskipun yang kita terima tidak lebih dari 1,176 juta  saja, lebih dari 35% menguap karena berbagai alasan. Angka tersebut (Rp 1.838.051) pasti bukan angka yang ngawur atau turun dari langit begitu saja.  Setelah berminggu-minggu berpikir dan atas bantuan eyang google yang sakti mandra guna dalam hal mencari informasi, ternyata ada peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi yang menjadi acuan penentuan kehidupan yang layak, Bahkan menurut Kepmen 17/MEN/VIII/2005 diatur lebih lanjut tentang angka komponen kehidupan yang layak atau yang lebih dikenal dengan angka KHL. Sangat menarik rujukan peraturan kepmen yang diterbitkan pada era bapak Fahmi Idris  ini,  peraturan ini memberikan gambaran penentuan  kehidupan yang layak berdasarkan  apa yang diperlukan untuk hidup yang layak tanpa diet, maklum KHL ini mengacu kepada kebutuhan 3000 Kalori/hari. Sangat lengkap komponennya mulai dari beras sebagai bahan pokok hingga obat anti nyamuk yang merupakan kebutuhan tersier, Kebutuhan kesehatan sampai dengan sandal jepit pun di tulis dalam lampiran, ada sekitar 46 item kebutuhan untuk hidup layak mulai dari kebutuhan pokok/primer, sekunder sampai tersierpun di akomodasi dalam lampiran kepmen ini.
Setelah tahu komponen-kompenen KHL saya meminta bantuan istri tercinta untuk mengisi daftar komponen tersebut, istri saya sangat paham dengan angka-angka ini karena setiap hari berjualan sembako di pasar tradisional Wonokromo Surabaya. Mulailah saya memasukkan angka-angka tersebut ke dalam worksheet excel, dengan patokan dengan kwalitas barang/kebutuhan yang sedang-sedang saja atau kelas menengah, Setelah mengutak-atik angka tersebut akhirnya muncul Rp 1.378.538,25 (Melihat angka ini sya jadi mengerti mengapa ada angka UMP/UMR yang memakai koma alias tidak selalu bulat). Disadari atau tidak, sengaja  maupun tidak sengaja menurut pikiran saya pihak BRI telah berusaha memberikan  25% lebih bayak dari KHL tersebut, sehingga ketemu angka Rp 1.838.051,-
Namun apa daya niat baik manajemen BRI dimentahkan oleh vendor, tega-teganya vendor mengambil 35% lebih dari hak kita dengan berbagai alasan yang menurut vendor masuk akal, masuk akal bagi vendor namun  tidak masuk akal dibenak pikiran kita, sehingga kita sebagai amKUR hanya menerima 1,176 juta yang menurut perhitungan diatas dibawah angka KHL (kehidupan yang layak).

3 komentar:

  1. outsourcing itu sebenernya sangat merugikan kitanya masing2 soalnya potongannya itu sangat gede sekali,, kenapa harus ada outsourcing ya,,? salam kenal sukses selalu gan :)

    BalasHapus
  2. Ia Perusahan Seperti itu sebaiknya ditiadakan karena sangat merugikan pekerja yg sudah banting tulang tulang

    BalasHapus
  3. sistem pekerjaan outsourcing sgt jauh dr KHL sehingga banyak dr qt yg minim pengetahuan di akal akali
    sama halx sprti saya yg menggunakan sistem outsourcing
    sgt menyiksa sekali ketika atasan berkata "hanya ada 2 pilihan" ketika qt meminta hak sbgai pekerja
    salam kenal

    BalasHapus